Adakah Gelas Di Atas Meja Itu?

by: Wiko Nurdian


Suatu ketika ada dua orang yg berbeda pendapat sedang berdebat tentang suatu kebenaran, yaitu adakah gelas di atas meja itu?

seseorang menjawab ada, dan seorang lagi menjawab tidak ada. keduanya saling mempertahankan argumen masing-masing dan tdk mau mengalah. hingga perdebatan pun terus berlangsung. kemudian seseorang bertanya "mana buktinya kalau gelas itu ada? coba buktikan!"
seorang yg lainnya tersenyum dan menjawab "pertanyaan itu berlaku juga utk dirimu. coba buktikan kalau gelas itu tdk ada!"
keduanya sama-sama tdk bisa menjawab atas pertanyaan yg diberikan kpd masing-masing.
akhirnya datang seorang ilmuan yg memiliki metode utk mengatasi masalah ini. setidaknya ada dua metode yg digunakan oleh ilmuan tersebut.

1. Peluang

apabila setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S mempunyai peluang yg sama, maka peluang kejadian K yg jumlah anggotanya dinyatakan dlm n(K) dpt diketahui dg rumus

peluang munculnya kejadian dpt diperkirakan melalui notasi dibawah ini

apabila nilai P(K) = 0 maka kejadian K tsb sangat mustahil terjadi.
apabila nilai P(K) = 1 maka kejadian K tsb pasti akan terjadi.

contohnya adalah dua pendapat yg menyatakan keberadaan dan ketiadaan gelas.
maka ruang sampel (S) = 2 {ada gelas, tdk ada gelas}

peluang keberadaan gelas (K) = 1 {ada gelas}
peluang gelas itu ada = 1/2

utk mengetahui peluang ketiadaan gelas, dpt dilakukan dg cara yg sama.

ketiadaan gelas (K) = 1 {tdk ada gelas}
peluang gelas itu tdk ada = 1/2

oleh karena peluang kejadiannya sama besar, maka jika ditulis kedalam bentuk presentase akan di dpt hasil berikut

1/2 × 100 = 50%

keberadaan gelas = 50%
ketiadaan gelas = 50%

kesimpulannya adalah diantara kedua orang yg berdebat tdk boleh atau lebih tepatnya tdk bisa membenarkan argumen masing-masing karena hasilnya adalah sama besar.
maka ilmuan itu pun menggunakan metode kedua dalam usahanya mengatasi masalah ini.

2.Survei

oleh ketiadaan bukti2 dari argumen kedua belah pihak, maka ilmuan itu pun menggunakan survei utk membuktikannya.
bukankah survei ini bersifat subjektif karena yg menjawabnya hanya beberapa orang saja? bukankah nanti hasilnya tdk valid karena alasan subjektifnya itu?
"tdk akan aku biarkan alasan subjektif menghalangi survei ini. aku akan menyurvei seluruh orang yg ada di dunia ini" pikir sang ilmuan.
"hasil yg objektif akan di dpt jika seluruh orang di dunia ikut dlm survei ini" tambahnya.

kemudian semua orang dari penjuru dunia diundang dlm survei tsb.
sang ilmuan pun menyuruh semua orang utk melihat sebuah meja dan menjawab apakah ada gelas diatas meja tsb.
"mana? ga ada gelas" terdengar ocehan dari keramaian orang. tapi ada juga yg berkomentar sebaliknya "itu gelasnya ada. sangat bening. lihatlah!"

setelah selesai menyurvei, ilmuan itu mendapatkan hasil sbg berikut
90% menjawab ada gelas
10% menjawab tdk ada gelas
dari hasil tersebut dpt disimpulkan bahwa gelas itu ada, karena hasil survei menunjukkan angka yg jauh berbeda yaitu 90% banding 10%
jika metode 1 dan 2 diakumulasikan, maka mean dari hasil tsb adalah

ada gelas =



tdk ada gelas =

dari hasil semua perhitungan tsb, dpt disimpulkan bahwa gelas itu benar-benar ada. dan pasti ada.
lalu bagaimana dg beberapa orang yg tdk bisa melihat gelas tsb? mengapa bisa demikian?
itu karena mereka hanya melihat gelas tsb dg keterbatasan yg ada. seandainya mereka mau mencoba melihatnya lebih dalam lagi, dan lagi. pasti mereka bisa melihatnya walaupun dari sedikit cahaya yg terpantul dari gelas tsb karena terlalu bening. mata mereka telah dibutakan oleh ilmu pengetahuan yg mereka miliki. yg kenyataannya sangat terbatas.

No comments:

Post a Comment

Bantuan

Assalamualaikum...

Selamat datang di blog Kreasi Tanpa Batas. Berikut adalah biodata saya :) nama: Wiko Nurdian ttl: Cirebon, 11 Nopember 1995 oke cukup s...